SISTEM MODULAR KANTOR CENTRAL BEHEER DI APELDOORN BELANDA
Kompleks kantor tersebut dirancang pada tahun 1968 oleh arsitek Hermann Hertzberger sebagai tempat kerja bagi 1000 pegawai perusahaan asuransi Central Beheer di Apeldoorn, Belanda. Rancangan tersebut berdasarkan analisis secara mendalam terhadap fungsi perkantoran, di mana suasana kerja yang optimal diutamakan, baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap pertama, Hertzberger merancang salah satu unit dengan ukuran sama, namun semaksimal mungkin fungsi yang dapat berlangsung di dalamnya. Untuk mempermudah gabungan unit-unit, ia memakai hanya dua sudut yang terletak secara diagonal untuk posisi kolom pada struktur bangunan.
Pada tahap kedua, Hertzberger merancang berbagai gabungan unit-unit tersebut dengan membedakan zona berbagai jenis kerjaan dan sirkulasi dengan gabungan sistem cahaya alam. Empat unit dikelompokkan menjadi satu unit yang lebih besar, dimana dengan pilihan letak kolom tersebut semua sudut unit besar menjadi bebas dan lapang, sehingga gabungan fungsi-fungsi tidak terganggu. Di antara setiap unit besar “dipasang” satu unit kecil sebagai penghubung, sehingga terbentuk gabungan menarik, baik secara fungsional maupun untuk pencahayaan alam. Kemudian, 60 gabungan unit tersebut akhirnya membentuk bangunan secara keseluruhannya. Akan tetapi, sistem struktur bangunan dengan perletakan semua kolom di tengah unit besar saja membutuhkan penyesuaian sistem balok beton untuk semua langit dan atap. Hertzberger mengembangkan sebuah sistem yang menarik dengan pembentukan bingkai balok yang dipegang baik dari luar maupun dalamnya.
Sistem bangunan tersebut memang dipengaruhi stukturalisme yang kuat pada saat itu, di mana ada perhatian pada sistem grid yang kuat. Meskipun demikian, Hertzberger berhasil membentuk suatu suasana pekerjaan yang sangat pribadi dan akrab, dimana para karyawan senang bekerja. Ada juga kesinambungan antara zona dan aktivitas serta antara ketenangan dan interaksi orang. Citra bangunan tampak seperti rumah lebah dimana pola bentukan mendukung penyusunan segala aktivitas di dalamnya.
Pada pertengahan tahun 1970 perusahaan tersebut membeli kompleks kantor di sebelah timur untuk memperluas ruang kantornya. Akan tetapi, kedua kompleks belum dihubungkan dengan baik, sehingga pada tahun 1990-1994 dibangun kompleks di antaranya sebagai ruang integrasi secara fungsional dan spasial. Penghubung tersebut juga diminta untuk dibangun dengan citra yang lebih representatif daripada bangunan pertama untuk menampakkan potensi keuangan perusahaan asuransi pada zaman itu. Bangunan tersebut juga dirancang oleh Hertzberger dengan pembentukan sebuah atrium yang difungsikan sebagai pusat konferensi dan seminar pada perusahaan tersebut.
Sumber :
Renovasi rumah Bapak Achmad Faisal di Kudus, Jawa Tengah, ini berupa penambahan bangunan dua lantai di belakang bangunan lama. Awalnya, pemilik rumah ingin tampilan bangunan barunya ini modern minimalis, seperti kebanyakan rumah baru jaman sekarang. Tapi, jika desain seperti itu dibiasakan di lingkungan Jawa Tengah yang masih kaya budaya seninya, maka tidak relevan. Maka, diterapkanlah konsep Kubisme pada tampilan bangunan ini. Kubisme merupakan aliran seni rupa yang memainkan pola garis-garis sederhana dan tegas, biasanya berupa kotak-kotak atau segitiga, tapi tidak monoton karena ada permainan pola-pola yang dinamis. Karakter kubisme ini dekat dengan karakter seni batik. Jadi, penerapan kubisme untuk bentuk dan fasad bangunan ini bertujuan membaurkan modernisme dengan seni Jawa. Kubisme pada desain bangunan ini adalah pada pola kusen jendela, antara kaca mati dan kaca bukaan ada irama susunan posisinya. Shading beton diteruskan menjadi kotak yang membingkai jendela, tapi terputus ditengah jalan. Dinding ruang tidur utama di lantai atas sedikit di kantilever agar menjadi objek yang menonjol dan memecah kekakuan. Hasilnya, bangunan ini tidak sekadar menonjol di antara lingkungannya, tapi juga menampilkan rupa yang menghibur. Designed by: Sasmita Karya - Arsitek ... See MoreSee Less
7 months ago
View on FacebookMemadukan kecintaan antara minum kopi dan hewan komodo, muncullah ide membangun kafe bersuasana reptil. # Ventilasi kisi-kisi kayu dengan rangka alumunium dirangkai berbaris-baris membentuk dinding fasad semi-terbuka dan udara mengalir. Kisi-kisi kayu ini adalah karakter sisik kulit reptil. Kusen jendela berbentuk lingkaran, menganalogikan mata reptil. # Fasad di bagian lain berupa dinding masif berornamen batu alam sebagai karakter dari kulit reptil tertentu yang tidak berisisik, tapi tidak rata. # Karakter lingkungan hidup reptil di alam bebas diterapkan pada area gazebo di taman belakang yang di tumbuhi banyak pohon dan semak-semak. Di lantai 3 dirancang terbuka dan dihiasi tanaman-tanaman rendah. _Designed by Sasmita Karya - Arsitek ... See MoreSee Less
9 months ago
View on FacebookSasmita Karya - Arsitek added a new photo. ... See MoreSee Less
9 months ago
View on FacebookSasmita Karya - Arsitek added a new photo. ... See MoreSee Less
9 months ago
View on FacebookSasmita Karya - Arsitek added a new photo. ... See MoreSee Less
9 months ago
View on FacebookCall / SMS : 081336445450
Email : sasmitakarya17@gmail.com
Facebook : Sasmita Karya - Arsitek
Add Comment
Bagaimana pendapat Anda? Saya tunggu komentar anda di sini...
Comments
pindro
01 February 2014, 08:42 PM
Sistem modular yang kritis terhadap pencahayaan dan penghawaan alami karena konsep celah antar modulnya. Sangat penting diterapkan pada kantor-kantor yang kebutuhan listriknya tinggi.