Bauhaus adalah sebuah sekolah seni dan desain yang terkenal dengan keunikan pemaduan antara seni dan teknik dalam produksi massal, yang dalam perkembangannya lebih dikenal sebagai nama sebuah gaya seni tersendiri, “Bauhaus Style”. Sekolah ini berdiri di Jerman dan sangat besar pengaruhnya. Bauhaus juga bergerak dalam seni arsitektur Modernisme, yaitu idealisme dari bentuk yang sederhana mengikuti fungsi ruang yang lugas (form follow function). Selain itu, ada kepercayaan bahwa “mesin” dapat memudahkan benda-benda yang telah didesain menjadi milik massa, dengan struktur dan estetika yang lebih baik. Pemikiran ini menyebabkan berkembangnya teknik-teknik serta material-material pabrikasi dan manufaktur massal, seperti baja, beton, krom, kaca, dan lain sebagainya. Sekolah ini berdiri pada tahun 1919, pertama kali dipimpin oleh Walter Gropius (1883-1969) dan Ludwig Mies van der Rohe (1886-1969).
Gedung Sekolah Bauhaus di Dessau yang dirancang oleh Walter Gropius menunjukkan perhatian perancang awal abad ke-20 ini pada bahan pabrikasi, yaitu kusen alumunium dan kaca lebar, sebagai elemen fasad utama, meskipun masih terasa asing di zaman itu dimana fasad identik dengan dinding beserta ukirannya. Bentuk bangunan ini keseluruhan sederhana mengikuti program fungsi di dalamnya, tapi jika dilihat dari udara, denah bangunan ini memiliki pola yang unik. Ini menjadi inspirasi bagi para perancang modernisme lainnya bahwa keindahan bukan lagi dari ornamen, tapi bentuk bangunan dan elemen-elemen fungsional.
Pada tahun 1919, perekonomian di Jerman sangat kacau setelah Perang Dunia I yang menguras segenap kekuatan Jerman. Seorang arsitek bernama Walter Gropius ditunjuk untuk memimpin sebuah institusi yang dapat membantu membangun negara dan membentuk sebuah tatanan sosial yang baru. Diberi nama Bauhaus, institusi ini awalnya difokuskan untuk menemukan bentuk baru yang rasional dari perumahan sosial untuk para “pekerja atau buruh.” Rasional yang dimaksud adalah bagaimana ruang dan struktur bangunan yang kualitasnya “paling optimal” untuk rumah pekerja-pekerja ini, sehingga dapat dibangun secara cepat, massal dan murah dengan kualitas yang baik. Namun, kenyataannya yang dilahirkan oleh sekolah Bauhaus lebih dari itu.
Ide dasar dari pola pengajaran dari Bauhaus adalah idealisme artistik itu sendiri dan dedikasi praktikal (keahlian praktik di dunia nyata). Setiap siswa harus menyelesaikan pelajaran pengantar selama 6 bulan sebelum dia dapat memasuki sebuah workshop yang dia pilih sendiri. Pelajaran pengantar ini adalah melukis dan ekperimen dasar tentang bentuk. Kemudian, mereka menjalani tiga tahun pelatihan workshop oleh dua ahli, satu seniman dan satu pengrajin. Ada beberapa tipe workshop yang disediakan, yaitu Metal, Tipografi, Seni Lukis, Gelas, Pahatan, Mebel, Pekerjaan 3 Dimensi dan lain sebagainya. Mereka juga mempelajari arsitektur dalam teori dan praktik, yaitu bekerja dengan konstruksi bangunan yang nyata.
Partai Nazi dan kelompok politik Fasis lainnya telah menentang berdirinya Bauhaus semenjak 1920-an. Mereka menilai hal ini sebagai sebuah kedok bagi Komunis, terutama karena banyak seniman Rusia yang berkecimpung di dalamnya. Sekolah Bauhaus akhirnya berpindah pertama dari Weimar ke Dessau, dari Dessau ke Berlin, dan akhirnya ditutup karena rezim Nazi pada tahun 1933. Kemudian dibuka kembali setelah Perang Dunia II berakhir.
Desain furnitur-furnitur Bauhaus sangat berpengaruh dalam revolusi gaya furnitur di seluruh dunia, yaitu penggunaan komponen-komponen pabrikasi yang dirangkai menjadi bentuk yang sederhana, namun dinamis dan strukturnya kuat. Memang sulit dibuat dengan teknik pertukangan konvensional, tapi dengan memiliki sedikit alat pertukangan modern, maka banyak industri furnitur yang dulunya konvensional menjadi lebih sukses karena pengerjaannya lebih mudah, cepat, masal, sedangkan gaya modernnya menjanjikan harga yang menguntungkan.
Bauhaus menyatukan seniman dan pengrajin dalam suatu kesetaraan dan kemitraan yang sederajat dengan bidang arsitektur sebagai kulminasinya. Tujuan utama Bauhaus adalah melatih dan menghasilkan mitra kerja (kolaborator) bagi dunia industri dan kerajinan. Produk yang dihasilkan oleh workshop-workshop Bauhaus biasanya memiliki standar yang dapat digunakan bagi keperluan “industri.” Hal itu sudah pasti karena lembaga ini lahir pada masa Jerman yang sedang membangkitkan diri setelah Perang Dunia I. Maka untuk mengejar visi kebangkitan itu, Bauhaus berpedoman bahwa desain mereka harus dapat diproduksi secara “modular dan massal” baik oleh tangan pengerajin atau mesin, sehingga dapat diproduksi berulang-ulang secara cepat dan menekan biaya, tapi tetap juga memperhatikan estetika bentuk dan kualitas fungsional sebagai tujuan utama desain. Kemajuan teknologi mesin industri di Jerman mendukung proses tersebut.
Mengapa sistem modular itu dapat menekan biaya? Perlu diketahui bahwa pertukangan konvensional, baik itu bidang furnitur atau bangunan, melibatkan banyak pekerja jika menargetkan waktu pelaksanaan yang singkat dan permintaan konsumen yang banyak. Para tukang inipun adalah ahli-ahli yang upahnya tidak sedikit untuk mengukir dan mencetak komponen-komponen furnitur atau bangunan. Tapi, dengan teknik pabrikasi yang mana komponen-komponennya “siap pasang,” jumlah tukang ahli ini dapat dikurangi. Lalu, biaya beralih ke pembelian komponen pabrikasi ini, contohnya kusen dan rangka atap alumunium, yang lebih murah daripada membeli bahan baku ditambah membayar tukang-tukang ahli itu.
Apakah teknik ini melahirkan banyak pengangguran? Itu kembali pada kondisi setiap negara berdasarkan banyak aspek. Perlu digarisbawahi bahwa “modular” tidak selalu identik dengan pabrikasi, karena sasarannya hanyalah produksi cepat, massal dan murah, yang dicapai dengan “perulangan pengerjaan segmen atau komponen” suatu produk. Yang pasti, Bauhaus telah mempopulerkan teknik ini secara tidak langsung ke seluruh dunia melalui para seniman dan arsitek modernis.
Masuknya sejumlah seniman maupun arsitek sebagai “Master of Form” dalam insititusi Bauhaus, telah memberikan beragam pengaruh pemikiran terhadap metoda berkarya dan pengajaran Bauhaus, dari rasionalisme, ekspresionisme, kubisme, konstruksivisme , futurisme, neo-plastisisme hingga pada esoterisme yang menuju pada mistisme. Beberapa pengamat menilai Bauhaus sebagai sebuah lembaga yang memiliki kekokohan didaktik dan metodik yang sistematik dan cenderung menekankan rasional semata. Tapi, jika dilihat dari pengaruhnya hingga sekarang dalam industri furnitur dan arsitektur, pendapat itu tidak dapat dibuktikan karena selalu ada inovasi rupa dari beragam aliran yang dapat dipadukan dengan gaya Bauhaus.
Gambar di atas: Villa Weise di Berlin, dirancang oleh Volker Weise. Bangunan ini didirikan dengan teknik “grid” kolom dan dinding yang sederhana (modular struktur), namun estetis dengan komposisi kotak-kotaknya, dilengkapi dengan modular kusen pabrikasi aluminium membingkai kaca lebar. Sistem-sistem modular ini menyebabkan gaya seperti ini populer hingga sekarang dengan aneka inovasinya karena relatif mudah di atas kertas dan juga di lapangan.
Gambar di atas: Haifa Residence di Israel, dirancang oleh Pitsou Kedem. Salah satu pengaruh Bauhaus pada desain arsitektur kontemporer. Bentuk bangunan berupa permainan komposisi kotak-kotak dinding dan jendela kaca lebar, serta dominan warna putih yang menonjolkan pola gelap-terang akibat cahaya.
Desain dan produk apa saja yang dihasilkan Bauhaus dipengaruhi oleh kronologi perkembangan sekolah ini sendiri sebagai berikut:
1. Bauhaus Weimar
Saat mulai berdiri di Weimar, siswa mulai dengan 6 bulan pelajaran dasar, diikuti dengan kelas-kelas yang diajar oleh seorang seniman dan seorang pengrajin. Bauhaus menekankan bahwa tujuan utama dari semua aktifitas kreatif adalah “Bangunan”. Siswa berpartisipasi tepat dari awal sebuah proyek bangunan.
Masa ini dipengaruhi oleh gerakan Seni dan Kerajinan Ekspresionisme. Para pengajarnya antara lain adalah Paul Klee, Wassily Kandinsky dan Oskar Schlemmer. Pertama kali sukses menggelar pameran pertamanya, namun dianggap terlalu liberal, sehingga Bauhaus terpaksa meninggalkan Weimar dan beralih ke Dessau.
2. Bauhaus Dessau
Bauhaus disambut dengan hangat oleh Walikota Dessau pada tahun 1925. Dessau merupakan tempat yang cocok karena Industrinya dapat membantu Bauhaus dalam memproduksi karya - karyanya. Sebuah bentuk bangunan modern dikeluarkan untuk bangunan Bauhaus. Walter Gropius mendesain ruang-ruang kelas, asrama, dan perumahan dosen yang kemudian menjadi sebuah kelompok dari komunitas seniman yang lengkap.
Sebagai bentuk respon dari kritik mula-mula tentang kurikulum sekolah, Gropius menggabungkan bagian seni dan industri ke dalam studio yang menghasilkan “Tekstil, Perkakas Rumah Tangga, Aksesoris dan Mebel”.
Gropius dan penggantinya Hannes Meyer dicabut posisinya karena pandangan politiknya, dan digantikan oleh Ludwig Mies can der Rohe. Untuk menghilangkan elemen- elemen yang dapat membahayakan politik dalam organisasi mahasiswa, Mies mengeluarkan semua siswa dan menerima kembali mereka yang secara politik dapat diterima.
3. Bauhaus Berlin
Bauhaus pindah ke Berlin secepatnya pada tahun 1933, tapi tidak memiliki kesempatan untuk dibangun kembali. Kebangkitan dari Partai Sosialis Nasional (Nazi) di Dessau telah memaksa tutupnya sekolah pada tahun 1932.
Gambar di atas: Gedung-gedung sekolah Bauhaus di Weimar, Dessau dan Berlin. Jika dilihat dari kiri ke kanan, sepertinya menunjukkan perkembangan pemikiran para perancang, yaitu dari Neo-Klasik ke Modern ke Post-Modern.
Dari berbagai perkembangan dan referensi, dapat dirumuskan tiga tujuan utama sekolah Bauhaus, yaitu:
1. Mendorong seniman-seniman dan pengrajin individual untuk bekerja bersama dan mengkombinasikan semua keahlian mereka, sehingga menemukan teknik dan bentuk baru.
2. Meningkatkan stats dari kerajinan, kursi, lampu, poci, dan lain sebagainya ke dalam tingkatan yang sama dengan teknik arsitektur, seni murni, lukisan, pahatan, dan lain sebagainya.
3. Secara berkelanjutan memperoleh kebebasan dan dukungan pemerintah dengan menjual berbagai rancangan desain ke “industri,” yang diupayakan dengan konsep “modular dan masal.”
Apapun tujuan sekolah Bauhaus, dapat diambil pelajaran penting untuk para desainer bahwa desain yang baik dalam bidang apapun harus mendukung perindustriaan, artinya memudahkan pekerja pelaksana (pengerajin, tukang, pemborong, pabrik, dsb) dengan cara merancang suatu “komponen modular” tertentu, sehingga dapat mudah dibangun secara berulang-ulang (masal) dan keberlanjutan, baik oleh tangan atau mesin, sehingga menekan waktu dan biaya produksi. Tapi, tetap harus memperhatikan estetika dan kualitas fungsional karena itulah tujuan utama desain yang juga merupakan nilai jual. Efek samping positif lainnya adalah memunculkan usaha-usaha masyarakat dengan memproduksi bahan-bahan atau komponen siap pakai untuk dunia industri, lalu meningkatkan perekonomian.
Berikut adalah beberapa Poster Pameran Bauhaus dari berbagai tahun yang gaya grafiknya sepertinya mewakili gaya desain Bauhaus itu sendiri.
Ditulis oleh Kapindro Sasmita, ST
Sumber Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Bauhaus
Harimurti, Puspito. Naskah Publikasi: Ideologi, Konsep dan Metode Bauhaus dalam Arsitektur. Universitas Gajah Mada Yogyakarta: 2008.
Sasmita Karya - Arsitek shared an album: SIMPLE PLATFORM. ... See MoreSee Less
Rumah Bapak Made Andria Sugiartha di Jember, Jawa Timur. Penambahan bangunan baru di belakang rumah lama untuk ditinggali keluarga generasi kedua. Bangunan baru ini dirancang panggung agar memiliki privasi tersendiri terhadap bangunan lama. Begitu juga dengan fasadnya, bergaya modern sederhana, agak kontras dengan bangunan lama.
2 days ago
View on FacebookSasmita Karya - Arsitek added a new photo. ... See MoreSee Less
2 days ago
View on FacebookSasmita Karya - Arsitek added a new photo. ... See MoreSee Less
2 days ago
View on FacebookSasmita Karya - Arsitek added a new photo. ... See MoreSee Less
2 days ago
View on FacebookRenovasi rumah Bapak Achmad Faisal di Kudus, Jawa Tengah, ini berupa penambahan bangunan dua lantai di belakang bangunan lama. Awalnya, pemilik rumah ingin tampilan bangunan barunya ini modern minimalis, seperti kebanyakan rumah baru jaman sekarang. Tapi, jika desain seperti itu dibiasakan di lingkungan Jawa Tengah yang masih kaya budaya seninya, maka tidak relevan. Maka, diterapkanlah konsep Kubisme pada tampilan bangunan ini. Kubisme merupakan aliran seni rupa yang memainkan pola garis-garis sederhana dan tegas, biasanya berupa kotak-kotak atau segitiga, tapi tidak monoton karena ada permainan pola-pola yang dinamis. Karakter kubisme ini dekat dengan karakter seni batik. Jadi, penerapan kubisme untuk bentuk dan fasad bangunan ini bertujuan membaurkan modernisme dengan seni Jawa. Kubisme pada desain bangunan ini adalah pada pola kusen jendela, antara kaca mati dan kaca bukaan ada irama susunan posisinya. Shading beton diteruskan menjadi kotak yang membingkai jendela, tapi terputus ditengah jalan. Dinding ruang tidur utama di lantai atas sedikit di kantilever agar menjadi objek yang menonjol dan memecah kekakuan. Hasilnya, bangunan ini tidak sekadar menonjol di antara lingkungannya, tapi juga menampilkan rupa yang menghibur. Designed by: Sasmita Karya - Arsitek ... See MoreSee Less
8 months ago
View on FacebookCall / SMS : 081336445450
Email : sasmitakarya17@gmail.com
Facebook : Sasmita Karya - Arsitek
Add Comment
Bagaimana pendapat Anda? Saya tunggu komentar anda di sini...
Comments
pindro
24 May 2014, 09:53 AM
Gaya Bauhaus seolah-olah membuka lembaran baru untuk arsitektur awal abad 20 sampai sekarang. Lembaran baru ini adalah “Form Follow Function,” meskipun saat ini banyak dipadukan dengan beragam style, tapi ciri khas “kotak-kotak-nya” masih terasa.